Panggil aku melankoli, katanya
Terompet yang ditembakkan ke arah lampu 40 watt.
Daun pintu kering yang digebrakkan malam
Panggil aku melankoli, katanya. Ruh dalam ruang
remang-remang, yang terbakar oleh kunang-kunang rokok
berkejaran.
Panggil aku melankoli, katanya.
Wjah bersandar dalam poster, senyumnya
kertas dinding yang menggeletar sebentar
dan langkahnya, hidupnya, seperti jantung yang
didinginkan.
Panggil aku.
Tapi aku tak mengenalmu, kata saya kepadanya.
Ia tertawa orang hitam. Ia menggeliat orang hitam.
Lihat paru-paruku, katanya. Sebuah benda
ruang angkasa yang lengket
oleh nanah.
Panggil aku melankoli, ia berkata lagi, lalu menyanyi.
I hate to see...
- 1991
- Goenawan Mohamad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar